A.
JUDUL PRAKTIKUM
Adapun
judul dari praktikum yaitu “ Difraksi Kisi “
B.
TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan
dari praktikum ini yaitu menentukan panjang gelombang cahaya warna merah, hijau
dan biru
C.
ALAT DAN BAHAN
- Kotak cahaya
- Pemegang kotak cahaya
- Rel presisi
- Kaki rel
- Penyambung rel
- Kisi difraksi
- Diafragma celah tunggal
- Filter warna
- Layar putih
- Tumpukan berpenjepit
- Lensa f=+100 mm, bertangkai
- Lensa f=+5o mm, bertangkai
- Pemegang slaid diafragma
- Kabel penghubung
- Catu daya
D.
TEORI
Difraksi cahaya adalah peristiwa penyebaran atau pembelokan
gelombang oleh celah sempit sebagai penghalang. Gelombang terdifraksi
selanjutnya berinterferensi satu sama lain sehingga menghasilkan daerah
penguatan dan pelemahan.
Tahun 1665 Francesco Grimaldi memperlihatkan bahwa cahaya
tampak berbelok dan memancar melebar jika melewati celah sempit. Ia menamakan
pembelokan itu difraksi.
Kisi difraksi merupakan suatu piranti untuk menganalisis
sumber cahaya. Alat ini terdiri dari sejumlah besar slit-slit paralel yang
berjarak sama. Suatu kisi dapat dibuat dengan cara memotong garis-garis paralel
di atas permukaan plat gelas dengan mesin terukur berpresisi tinggi. celah
diantara goresan-goresan adalah transparan terhadap cahaya dan arena itu
bertindak sebagai celah-celah yang terpisah. Sebuah kisi dapat mempunyai ribuan
garis per sentimeter. Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya,
karena adanya halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin
besar. Pembelokan gelombang yang disebabkan oleh adanya penghalang berupa celah
disebut difraksi gelombang (Anonim, 2012).
Kisi difraksi terdiri atas sebaris celah sempit yang saling
berdekatan dalam jumlah banyak. Jika seberkas sinar dilewatkan kisi difraksi
akan terdifraksi dan dapat menghasilkan suatu pola difraksi di layar. Jarak
antara celah yang berurutan (d) disebut tetapan kisi. Jika jumlah celah atau
goresan tiap satuan panjang (cm) dinyatakan dengan N, maka : d = 1/N.
Menurut Soekarno, (1996: 150-155) dalam situs Firarizqy
Candradari Agfa mengatakan seberkas sinar tegak lurus kisi dan sebuah lensa
konvergen digunakan untuk mengumpulkan sinar-sinar tersebut ke titik P yang
dikehendaki pada layar. Distribusi intensitas yang diamati pada layar merupakan
gabungan dari efek interferensi dan difraksi. Setiap celah menghasilkan
difraksi seperti yang telah diuraikan sebelumnya, dan sinar-sinar yang
terdifraksi sebelumnya tersebut berinterferensi pada layar yang menghasilkan
pola akhir.
Suatu celah yang dikenai cahaya dari arah depan akan
memproyeksikan bayangan terang yang sebentuk dengan celah tersebut di
belakangnya. Tetapi di samping itu, terbentuk juga bayangan-bayangan terang
yang lain dari celah tersebut di sebelah menyebelah bayangn aslinya, dan yang
semakin ke tepi, terangnya semakin merosot. Jadi seolah-olah sinar cahaya yang
lolos lawat celah itu ada yang dilenturkan atau didifraksikan kearah
menyamping. Gejala difraksi demikian tak lain ialah interferensi sinar-sinar
gelmbang elektromagnetik cahaya dari masing-masing bagian medan gelombang
sebagai sumber gelombang cahaya (Soedojo,2004 : 123).
Suparmona menjelaskan peristiwa pembelokan cahaya ke
belakang penghalang disebut peristiwa difraksi. Difraksi pertama kali
diungkapkan oleh Fransesco Grimaldi (1618-1663), walaupun Newton tidak menerima
kebenaran teori tentang gelombang cahaya, sedangkan Huygens tidak mempercayai
difraksi ini walaupun dia yakin akan kebenaran teori gelombang cahaya . Huygen
berpendapat bahwa gelombang sekunder hanya efektif pada titik-titik singgung
dengan selubungnya saja, sehingga tidak memungkinkan terjadinya difraksi.
Kisi dapat dibuat dengan mesin presisi berupa garis-garis
pararel yang sangat halus dan teliti di atas pelat kaca. Jarak yang tidak
tergores di antara garis-garis tersebut berfungsi sebagai celah. Transparansi
fotografis dari kisi yang asli bisa digunakan sebagai kisi yang murah. Kisi
yang berisi 10.000 garis per sentimeter adalah umum saat ini dan sangat berguna
untuk pengukuran panjang gelombang dengan tepat. Kisi difraksi yang berisi
celah-celah disebut kisi transmisi. Berkas cahaya yang melalui setiap celah
tanpa pembelokkan (θ=0 derajat) berinteferensi konstruktif untuk menghasilkan
garis terang di tengah layar. Inteferensi konstruktif juga dapat terjadi pada
sudut θ sedemikian rupa sehingga berkas dari celah yang bersisian menempun
jarak ekstra sejauh selisih l=perkallian orde dengan panjang gelombangnya, di
mana m marupakan bilangan bulat.
Jika d adalah jarak antara celah, maka selisih l adalah
perkalian jarak lebar antara celah dengan sin θ = mD/λ adalah kriteria untuk
mendapatkan maksimum terang di mana m = 0, 1, 2, dan seterusnya. Persamaan ini
sama dengan situasi persamaan ganda, dan kembali m disebut orde dari pola
tersebut (Giancoli, 2001).
Cahaya yang keluar dari dua celah kisi yang berurutan
memenuhi persamaan: m λ= d sin θ atau d.Y/L = m λ
Di mana:
m = orde pola difraksi (0, 1, 2, ...)
d = jarak antara dua garis kisi ( konstanta kisi)
λ = panjang gelombang cahaya yang digunakan
θ = sudut lenturan (difraksi)
Y= jarak terang pusat dengan orde ke-n
E.
LANGKAH KERJA
Langkah
kerja pada percobaan ini yaitu :
1. Merangkai alat seperti
gambar di atas
2. Menyalakan catu daya
( keluaran 12 V DC )
3. Mengatur jarak antara
kotak cahaya dengan lensa f=+50 mm. Lensa
ini digunkan untuk mensejajarkan sinar yang datang dari kotak cahaya
4.
Mengatur lensa
f=+100 mm sehingga terbentuk bayangan celah tunggal yang tajam pada layar
5.
Meletakkan pemegang
slaid diafragma di belakang lensa f=+100 mm, memasukkan kisi difraksi ke dalam pemegang
celah diafragma
6.
Menggeser kisi mendekati
atau menjauhi layar. Mengamati perubahan yang terjadi dan mencatat hasilnya pada tabel
7.
Memasukkan
filter berwarna merah pada celah pemegang
diafragma belakang kotak cahaya, kemudian mengukur besaran-besaran :
L = jarakkisikelayar
Y = jarak antara dua garis
yang berada di kiri dan kanan garis utama.
8. Mencatat hasilnya pada tabel
9.
Mengulangi langkah
di atas berturut-turut untuk filter hijau dan biru
10.
Mematikan catu daya
F.
HASIL PENGAMATAN
Dibawahinimerupakantabelpengamatan
yang telahdilakukan :
Warnacahaya
|
y ( m )
|
L ( m )
|
λ
( nm )
|
Merah
|
13 x 10-3
|
7 x 10-2
|
619,04 nm
|
Hijau
|
8 x 10-3
|
4 x 10-2
|
666,66 nm
|
Biru
|
4 x 10-3
|
23 x 10-3
|
579,71 nm
|
G.
ANALISIS
Adapun analisis pengamatan
pada praktikum ini ada dua yaitu :
1.
Analisis
Kuantitatif
a. Panjang
gelombang eksperimen
1) Warna
cahaya merah
λ merah = y . d / L
= 13 x 10^-3 x 10^-5 / 3 x 7 x 10^-2
= 619,04
10-9 meter
= 619,04 nm
2)
Warna cahaya
hijau
λ hijau = y . d / L
= 8 x 10^-3 x 10^-5 / 3 x 4 x 10^-2
= 666,66
10-9 meter
= 666,66 nm
3) Warna cahaya biru
λ hijau = y . d / L
= 4 x 10^-3 x 10^-5 / 3 x 23 x 10^-3
= 579,71
10-9 meter
= 579,71 nm
b. Kesalahan relafif
1) Kesalahan relatif warna merah
%λ = |(λ Teori - λ Eksperimen) / λ Teori | x 100%
= | (620 - 619,4) / 620 | x 100%
= 0,15%
2) Kesalahan relatif warna hijau
= | 570 666,6) / 570 | x 100%
= 16,95%
3) Kesalahan relatif warna biru
%λ = |(λ Teori - λ Eksperimen) / λ Teori | x 100%
= | (495 - 579,7) / 495 | x 100%
= 17,11%
c. Derajat kepercayaan
1) Derajat kepercayaan warna merah
DK merah =
100
λ
= 100
0,15%
= 99,85
2) Derajat kepercayaan warna hijau
DK hijau = 100
λ
= 100
16,95
= 83,05%
3) Derajat kepercayaan warna biru
DK biru =
100
λ
= 100
17,11
= 82,89
2.
Analisis kualitatif
Berdasarkan hasil pengamatan,
dengan menggunakan kisi difraksi 300 garis/mm maka untuk warna merah menghasilkan
y ( 1,3 cm ), L ( 7 cm ) dan λ (
619,04 nm ). λ teori dan λ yang didapatkan melalui hasil percobaan memiliki
perbedaan 0,15%, atau λ hasil percobaan memiliki derajat kepercayaan 99,85%.
Untuk warna hijau hasil
pengamatan yaitu y ( 0,8 cm ), L ( 4 cm ) dan λ ( 666,66 nm ). λ teori dan λ hasil
percobaan memiliki perbedaan yang cukup besar yakni 16,95% dengan derajat
kepercayaan 83,05%. Hal ini disebabkan karena tingkat ketelitian dalam
melakukan pengukuran. Begitu pula dengan warna biru dengan y ( 0,4 cm ), L (
2,3 cm ) dan λ ( 579,71 nm ). λ teori dan λ hasil percobaannya juga memiliki
perbedaan yang cukup besar yaitu 17,11% dengan derajat kepercayaan 82,89%
H.
KESIMPULAN
Panjang gelombang spektrum dari yang terpanjang
berdasarkan hasil pengamatan yakni warna hijau, warna merah lalu warna biru.
Hal ini menunjukkan bahwa masih ada kekurangan dalam hal ketelitian pengukuran,
karena berdasaarkan teori yang sudah ada panjang spektrum warna merah
seharusnya lebih panjang dari panjang spektrum warna hijau.
Kisi difraksi merupakan
penyebaran gelombang suatu piranti untuk menganalisis dari sumber cahaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar